Guruku Cintaku

Oleh : Nur Armita – mantan siswa SMKN 1 Samarinda saat ini jadi wanita karir dan Ibu rumah tangga yang baik

“Sejak aku mengenal dirimu. Aku telah jatuh cinta. Cinta seorang anak remaja”.

Love TeacherMungkin itulah puisi yang cocok buat Mimi. Seorang gadis imut dengan tinggi 160 cm dan berat 50 kg yang masih belajar di kelas 1 SMA Negeri 50 Samarinda. Gadis manis yang memiliki kulit putih, sorot mata yang tajam dan senyum yang menawan itu sedang kasmaran dengan seorang guru di sekolahnya. Sunggu ini sesuatu yang aneh, umumnya gadis seumuran dia tertarik pada teman sepantarannya, ini tidak.

Ia merasa gurunya itu dapat menghadirkan suatu kebahagiaan tersendiri baginya. Maklum, walaupun Mimi anak orang kaya namun ia kurang memperoleh kasih sayang seutuhnya dari kedua orang tuanya. Selama ini Mama dan Papa Mimi terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Papa bekerja di perusahaan kontraktor BUMN yang biasa mendapat borongan membangun gedung-gedung megah, jembatan dan jalan tol, Sedang Mama sibuk mengurusi tiga butik dan empat salon kecantikan. Mereka berdua saling berlomba mengumpulkan kekayaan, pagi-pagi sudah berangkat dan pulang jam 10 malam. Jarang sekali keluarga ini dapat bertemu secara utuh yaitu Mama, Papa dan Mimi.

Pak Val adalah guru Bahasa Inggris Mimi yang memberikan perhatian khusus kepada Mimi. Mimi memang sangat senang pelajaran Bahasa Inggris. Ia memang mempunyai kecerdasan bahasa, sehingga pelajaran bahasa terutama bahasa Inggris yang diajar Pak Val sangat ia perhatikan. Jika Pak Val mengajar sering matanya melirik Mimi. Kadang jika memberi contoh dalam mengajar, selalu Mimi yang dijadikan contoh. Membuat teman-teman kelasnya jadi ngiri. Mimi jadi tersipu-sipu malu jika tatapan matanya beradu dengan tatapan mata Pak Val. Mungkin Pak Val menganggap ini biasa saja. Ya biasa saja, sebagai guru juga sebagai manusia kadang tidak bisa memperlakukan murid secara obyektif, selalu saja ada unsur subyektifnya. Kadang-kadang guru suka memberi perhatian yang lebih kepada seorang murid, namun memandang murid lainnya biasa-biasa saja.

Seperti cara pandang Pak Val kepada Mimi memang agak berlebihan, tetapi sebenarnya masih sebatas wajar. Mimi yang cantik berpenampilan manja dan suka merajuk, pintar dalam bahasa Inggris dibanding teman-temannya di sekolah, inilah yang membuat Pak Val jadi tertarik. Tapi sayangnya perhatian itu kelihatan disalah artikan oleh Mimi. Mimi menganggap Pak Val menyukainya, Mimi merasa senang sekali karena ia bisa merajuk dan berlaku manja di depan Pak Val, bahkan Mimi nyerocos kalau bicara Inggris hingga membuat Pak Val kelabakan dalam menghadapinya. Sungguh Pak Val semakin penuh perhatian pada Mimi.

Hari ini Senin jam 8-10 jamnya Pak Val di kelas Mimi. Namun hormon cinta Mimi kali ini sedang naik. Sewaktu Pak Val mengajar di kelas, Mimi bukannya memperhatikan penjelasan yang diterangkan oleh Pak Val. Ia malah asyik menghayalkan “Andai Pak Val dapat menjadi milikku”. Mulutnya senyam-senyum seperti orang gila.
“Mimi. Please write the answer in the blackboard”, pak Val memerintah Mimi
“What, Sir !” Mimi tersentak, kaget dan tak tahu harus menjawab apa. Karena ia tidak memperhatikan pelajaran tersebut.
‘Huuu ……”, seluruh teman-teman di ruang kelas menyoraki Mimi.
Entah kenapa kali ini Pak Val tampak marah, mungkin sedang punya masalah atau lagi tidak punya uang, yang jelas ia meminta Mimi untuk keluar ruangan.
“Please, get out Mimi!”
Mimi tersentak kaget, tidak biasannya pak Val marah. Seperti biasanya ia sabar dan perhatian pada Mimi.
“but, but … Mr?”
“Get out!”
Sambil tanganya mempersilahkan Mimi meninggalkan ruangan. Semua kelas terdiam, namun Mimi cepat tanggap daripada nanti pak Val marahnya kepanjangan lebih baik ia yang mengalah, lagi pula mengalah untuk lelaki yang ia cintai tak apalah. Dengan terpaksa Mimi keluar kelas. Pelajaran hari itu pun berlangsung tanpa Mimi.

****
Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa berlomba-lomba menuju kantin. Yuyun mendekati Mimi yang sedang duduk di kursi kantin sambil menikmati sup buah dan roti panggang dari burgerone yang terkenal itu.
“Mi. Sebenarnya kamu kenapa sich !, Biasanya kamu itu paling semangat kalau ada pelajaran Bahasa Inggris ?”
“Aku juga enggak tau kenapa, mungkin inilah yang dinamakan cinta”
“Maksud kamu apa, aku enggak ngerti ?”
“Aku rasa aku telah jatuh cinta sama…”
“Sama siapa ? kasih tau dong !”, pinta Yuyun.
“Sama Pak Val”, jawab Mimi singkat.
“Astagfirullahhaladzim. Itukan enggak pantas Mi. Masa kamu menyintai seorang duda berusia 32 tahun tapi enggak punya anak sich, yang tak lain adalah gurumu sendiri”, jelas Yuyun panjang lebar.
“Walau duda tapi kerenkan !”
“Iih Mimi kamu itu serius apa bercanda sich !”
“Ya seriuslah”
Suasana hening sejenak.
“Entahlah Yun, aku bingung. Semakin aku mencoba untuk menghilangkan rasa itu maka semakin besar pula rasa rindu di hatiku”
“Gila kamu !”
“Biar saja aku gila, asal aku bisa dapatin Pak Val”
“Siapa yang mau jadian sama Pak Val ?”, tanya Lisa yang baru saja mau bergabung setelah memesan sosis mix dari burgerone .
“Ada deh ! yang pasti itu rahasia”, sahut Mimi sambil meninggalkan mereka berdua menuju ke ruang kelas.
“Tunggu kita dong !”
***
Mimi ternyata serius, ia benar-benar telah jatuh cinta kepada Pak Val. Ia meminta bantuan kepada teman karibnya Yuyun dan Lisa. Namun bukan bantuan yang diperolehnya melainkan ejekan yang pahit dan menyakitkan dari teman karibnya sendiri. Kali ini teman karibnya sengaja menghalangi Mimi untuk tidak jatuh cinta kepada seseorang yang disebut guru. Ini tentu tidak wajar, masa baru kelas 1 sudah jatuh cinta, pada guru lagi. Kalau pada teman seusianya itu mending, ini guru yang terpaut usia sangat jauh.
Perjuangan cinta Mimi tampaknya tidak mudah. Banyak sekali rintangan yang harus dihadapinya. Namun Mimi tidak mudah putus asa. Ia selalu berusaha untuk mendapatkan cinta dari Pak Val. Semakin dihalangi oleh teman-temannya, semakin rindunya pada pak Val semakin membara. Sungguh siang malam hanya lelaki yang bernama pak Val saja yang muncul di benaknya.
“Hmmm, pak Val. Kamu memang macho”

Akhirnya Mimi mencoba mengirimkan surat pernyataan cintanya kepada Pak Val. Ia tidak tahan lagi untuk menyatakaan cinta, walaupun ini sesuatu yang tidak wajar. Dimana-mana yang menyatakan cinta adalah lelaki duluan, tapi ini tidak. Mimi yang mulai menyerang duluan, gadis yang bau kencur ini sungguh-sungguh nekat.
Namun pernyataan Mimi itu tidak mendapat respon dari Pak Val. Malah gara-gara surat itu Pak Val sepertinya menghindar dari Mimi. Sebenarnya Pak Val juga suka sama Mimi. Tapi Pak Val malu untuk mengakui itu. Ini juga sesuatu yang aneh bagi Pak Val. Ini cinta macam apa?, cinta lelaki kepada seorang perempuan atau cinta seorang bapak kepada anaknya. Maklumlah sebagai duda yang sendirian dia mungkin merasa kesepian, tapi kenapa pasti Mimi, yang masih anak-anak menurut pandanganya. Dia baru kelas satu, berarti kemarin dia baru lulus SMP, berapa umur anak baru lulus SMP?.
“Ini tidak mungkin, ini tidak boleh terjadi”, celetuk Pak Val
“Saya tidak mau membalas surat cintanya Mimi”

***

Berhari-hari Mimi menunggu balasan surat dari Pak Val, namun tidak ada balasan. Bahkan sekarang Pak Val jika mengajar agak kaku, dia cuek pada Mimi, matanya tidak pernah melihat Mimi lagi. Bahkan ketika Mimi salah dalam menjawab pertanyaan tugas Bahasa Inggris, pak Val diam saja. Tidak mau memberi respon seperti biasanya.
Merasa cintanya tak berbalas. Mimi sekarang sudah berbeda dengan Mimi yang dulu. Ia lebih sering sendiri, baik itu di rumah ataupun di sekolah. Nilai beberapa pelajarannya turun drastis. Bujuk rayu teman dekatnya Yuyun dan Lisa tidak mempan meredam kedukaan Mimi. Bahkan Mimi lebih sering menghindar dengan teman-teman dekatnya itu.
Mengetahui hal tersebut, bu Sonya wali kelas Mimi memberi arahan kepada Mimi supaya lebih konsentrasi terhadap pelajaran kalaupun ia memiliki permasalan pribadi, maka bu Sonya siap untuk menjadi teman curhatnya Mimi.

Mimipun sudah tidak tahan lagi maka dengan ragu Mimi menceritakan semua permasalahan yang sedang dihadapinya. Ia menceritakan hubungannya dengan kedua orang tuanya serta ia mengakui bahwa ia telah jatuh cinta kepada Pak Val. Alangkah kagetnya bu Sonya mendengar hal itu, namun bu Sonya berpandangan bahwa cinta Mimi hanyalah cinta kagum saja seseorang atau itu sejenis cinta monyet.
“Mimi. Apa benar yang kamu katakan itu”
“Iya Bu. Tapi Mimi rasa Pak Val hanya kasihan sama Mimi. Soalnya Pak Val tau kalau Mimi kurang perhatian dari Papa dan Mama Mimi”
Bu Sonya meminta Mimi untuk membicarakan hal ini kepada kedua orang tuanya. Karena Bu Sonya yakin bahwa kedua orang tua Mimi dapat memahami dan memberikan jalan keluar.
“Baiklah Mimi, ibu dapat memaklumi. Tapi cobalah terbuka dengan kedua orang tuamu, coba bicarakan”, kata bu Sonya.
‘Mereka orang-orang yang sibuk bu, mana mau mendengarkan Mimi. Lagian nanti mereka marah”
***
Malam minggu papa dan mama Mimi baru bisa bertemu, mereka sedang berada di ruang keluarga nonton TV. Namun dari tadi putrinya semata wayang, Mimi tidak muncul-muncul.
“Ma, Papa perhatikan akhir-akhir ini Mimi jarang keluar rumah. Padahal biasanya Mimi itu paling hoby yang namanya jalan-jalan”, kata Papa
“Entahlah Pa. Mama juga enggak tau kenapa, sudah bosan kali”, jawab mama Mimi sambil menuangkan teh manis ke cangkir Papa.
Tapi akhirnya Mimi keluar juga dari kamar dan menghampiri kedua orang tuanya itu. Ia sebenarnya ragu mau mengutarakan sesuatu, tapi daripada dipendam terus maka lebih baik di keluarkan saja unek-uneknya.
“Pa, Ma ada yang mau Mimi omongin “
“Ada apa Mi ?”
“Sebenarnya beberapa hari ini Mimi sedang patah hati”
“Patah hati?, jawab Papa dan Mama serentak
“Patah hati sama siapa Mi ? kamu kok enggak pernah cerita sama Mama atau Papa”
“Bagaimana Mimi mau cerita sama Mama atau Papa. Kalau selama ini Mama dan Papa jarang ada di rumah, jarang perhatiin Mimi dan Mimi sedih.

Mama dan Papa saling beradu pandang, dengan komunikasi dua pandangan itu ternyata mereka cepat menyadari kekeliruan selama ini. Ternyata mereka lupa bahwa putrinya sudah dewasa dan bukan anak kecil lagi. Mama dan Papa memang orang sibuk tetapi mereka juga orang yang dewasa pemikirannya, mereka tidak pernah kelihatan ribut apalagi di depan putrinya. Mereka cepat menyadari, kemudian meminta maaf dan berjanji akan memberikan apapun yang Mimi inginkan termasuk kasih sayang yang seutuhnya dari mereka karena Mimi adalah anak semata wayang. Mama memeluk Mimi dan mencium keningnya.
“Mimi sebenarnya kamu itu patah hati sama siapa sich ! “
“Sebenarnya Mimi malu untuk bilamng sama Mama dan Papa. Soalnya…”
“Kenapa sayang ?”
“Karena lelaki itu adalah guru Mimi sendiri”

Alangkah kagetnya mereka mendengar hal itu. Mereka tak tahu harus berbuat apa supaya Mimi dapat bahagia. Hari itu tanpa rasa ragu Mimi menceritakan permasalahannya itu kepada Mama dan Papa. Mama dan Papa sengaja tidak marah karena mereka menyadari bahwa selama ini ada yang kurang dalam keluarganya. Yaitu kurangnya komunikasi, kurangnya silaturrahim diantara mereka. Mama dan Papa terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Hingga mereka lupa bahwa ada seorang anak yang sendirian, yang kesepian di rumah. Walaupun rumahnya mewah dan semua keperluan tercukupi, namun jalinan kasih-sayang adalah lebih penting. Menyadari akan kesalahan dalam mendidik maka sejak hari itu Mimi mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

****
Di sekolah, ketika jam istirahat. Tanpa disangka-sangka, saat Mimi sedang ngobrol dengan teman-temannya. Pak Val datang menghampiri mereka.
“Mimi nanti kamu ke ruangan saya”
Mimi kaget. Sempat tersirat di batinnya apakah apakah Pak Val akan menanyakan masalah suratnya itu?”, batin Mimi.
Galau hati Mimi, antara mengikuti perintah pak Val atau lebih baik kabur saja. Namun dengan mengumpulkan seluruh tenaga dan memusatkan seluruh pikiran. Mimi memberanikan diri untuk menemui Pak Val. Kebetulan ruangan guru sedang sepi, karena semua guru dan siswa sudah mulai masuk ke kelas. Tok…tok…tok. Mimi mengetuk pintu ruangan Pak Val.
“Masuk”, Pak Val menyuruh Mimi masuk dam mempersilahkannya untuk duduk.
Suasana hening, mereka berdua malah membisu, belum ada yang bersuara. Mimi merunduk agak takut, jangan-jangan pak Val marah kepadanya. Akhirnya pak Val buka suara.
“Mimi. Sebenarnya maksud Bapak memanggil kamu adalah bapak ingin membicarakan tentang surat kamu“
“Maaf Pak”, jawab Mimi dengan mimik ketakutan.
“Mimi. Sebenarnya Bapaklah yang seharusnya minta maaf sama kamu, soalnya bapak tidak membalas suratmu itu. Oh ya Mimi. Mmm, apa kamu tidak malu kalau nanti kamu menjalin hubungan yang serius dengan Bapak ?”, tanya pak Val pada Mimi dengan mimik serius.

Mimi tersentak mendengar pertanyaan Pak Val, apa maksud dari pertanyaan itu?, apakah Pak Val sedang mempermainkan dirinya, atau justru Mimi yang dianggap mempermainkannya?.

Tinggalkan komentar